Pria tampan, tinggi dan atletis.
Wanita cantik, ramping dan semampai. Itu lah sedikit kriteria fisik yang umumnya dijadikan patokan pria atau wanita dalam memilih pasangan. Selain itu, sifat yang baik, ramah, setia, serta penyayang tak pernah absen dari daftar kriteria calon pasangan seseorang. Namun syarat-syarat ini tidak diinginkan oleh semua orang, beberapa orang lainnya memiliki syarat yang berbeda.
Ada yang keinginannya sederhana. Jadi asalkan ada yang mau, dia tak keberatan pacaran dengan siapa saja. Adapula orang yang perfeksionis, sehingga ia mewajibkan segudang persyaratan jika ingin jadi kekasihnya.
Syarat-syarat ini bisa jadi sama sekali tidak masuk akal. Apapun itu terserah dari masing-masing orang.
Sangat wajar jika seseorang mengharapkan pribadi yang terbaik sebagai pendamping hidupnya. Yah, inilah yang kita sebut sebagai idealisme cinta! Uniknya, syarat-syarat ini tak harus berpatokan dari fisik, kepribadian, materi, maupun status seseorang.
Wanita cantik, ramping dan semampai. Itu lah sedikit kriteria fisik yang umumnya dijadikan patokan pria atau wanita dalam memilih pasangan. Selain itu, sifat yang baik, ramah, setia, serta penyayang tak pernah absen dari daftar kriteria calon pasangan seseorang. Namun syarat-syarat ini tidak diinginkan oleh semua orang, beberapa orang lainnya memiliki syarat yang berbeda.
Ada yang keinginannya sederhana. Jadi asalkan ada yang mau, dia tak keberatan pacaran dengan siapa saja. Adapula orang yang perfeksionis, sehingga ia mewajibkan segudang persyaratan jika ingin jadi kekasihnya.
Syarat-syarat ini bisa jadi sama sekali tidak masuk akal. Apapun itu terserah dari masing-masing orang.
Sangat wajar jika seseorang mengharapkan pribadi yang terbaik sebagai pendamping hidupnya. Yah, inilah yang kita sebut sebagai idealisme cinta! Uniknya, syarat-syarat ini tak harus berpatokan dari fisik, kepribadian, materi, maupun status seseorang.
Dalam praktiknya, lebih gamblang dilakukan daripada diucapkan atau sebaliknya.
Dunia dan orang-orang terus berubah, memaksa idealisme cinta seseorang menjadi semakin rendah atau lebih tinggi. Jarang sekali seseorang memiliki idealisme cinta yang tak berubah dari waktu ke waktu. Walaupun tak menutup kemungkinan, ada yang ngotot mempertahankan idealisme cintanya, dari sejak ia kenal cinta hingga akhir hidupnya.
Contohnya, ada seorang wanita yang berharap dinikahi oleh seorang pangeran Inggris. Namun takdir berkata lain. Dia miskin dan tinggal di pelosok desa. Setiap hari dia hanya bisa memandangi foto sang pangeran, tanpa menghiraukan laki-laki lain yang ingin menikahinya, hingga akhirnya ajal menjemputnya.Tersenyum terakhir kali untuk dunia, tepat di usianya yang ke-45 tahun.
Wanita perawan ini bahagia memiliki idealisme cinta yang tak lekang oleh waktu.
Tapi tentunya kisah tragis seperti ini, dalam kehidupan nyata pasti lah jarang. Karena sesuai kodrat, manusia adalah makhluk yang paling pintar beradaptasi di muka bumi ini. Manusia yang tidak bisa berkompromi dengan realitas, maka garis keturunannya akan berakhir begitu saja, dan manusia pasti dengan sekuat daya akan berusaha mencegah hal ini terjadi.
Dunia dan orang-orang terus berubah, memaksa idealisme cinta seseorang menjadi semakin rendah atau lebih tinggi. Jarang sekali seseorang memiliki idealisme cinta yang tak berubah dari waktu ke waktu. Walaupun tak menutup kemungkinan, ada yang ngotot mempertahankan idealisme cintanya, dari sejak ia kenal cinta hingga akhir hidupnya.
Contohnya, ada seorang wanita yang berharap dinikahi oleh seorang pangeran Inggris. Namun takdir berkata lain. Dia miskin dan tinggal di pelosok desa. Setiap hari dia hanya bisa memandangi foto sang pangeran, tanpa menghiraukan laki-laki lain yang ingin menikahinya, hingga akhirnya ajal menjemputnya.Tersenyum terakhir kali untuk dunia, tepat di usianya yang ke-45 tahun.
Wanita perawan ini bahagia memiliki idealisme cinta yang tak lekang oleh waktu.
Tapi tentunya kisah tragis seperti ini, dalam kehidupan nyata pasti lah jarang. Karena sesuai kodrat, manusia adalah makhluk yang paling pintar beradaptasi di muka bumi ini. Manusia yang tidak bisa berkompromi dengan realitas, maka garis keturunannya akan berakhir begitu saja, dan manusia pasti dengan sekuat daya akan berusaha mencegah hal ini terjadi.
0 comments:
Post a Comment