Berbeda dengan pacar pertama, saat mencari pacar kedua, ketiga, dan seterusnya. Umumnya kita menginginkan sosok yang lebih baik dari mantan kita dulu. Kalau dulu, asal mukanya bisa bikin kamu tertawa, sudah cukup. Tapi sekarang, syarat jadi lebih berat. Minimal dia musti mirip artis idola kita, atau yang lain.
Alhasil, setiap cowok atau cewek yang populer di sekolah akan jadi rebutan. Tujuannya ? Sekedar gengsi, atau ikut-ikutan dengan yang lain.
Alhasil, setiap cowok atau cewek yang populer di sekolah akan jadi rebutan. Tujuannya ? Sekedar gengsi, atau ikut-ikutan dengan yang lain.
Maklum, jaman sudah modern. Jadi, penting sekali menunjukan eksistensi gitu loh !
Sayangnya syarat yang semakin tinggi, maka saingan pun smakin berat. Twitter dan facebook jadi modal untuk mendekati "Incaran" yang di luar sekolah. Jika dia berhasil jadian, hatinya akan meledak-ledak bak mercon cabe rawit ,. Hehehe
Jika ditolak sedih sih, tapi sedihnya gak bakalan lama. Soalnya, gebetan online nya ada puluhan, bahkan ratusan !
*namanya juga anak muda* bwahahahaha
*namanya juga anak muda* bwahahahaha
Waktu bergulir, satu dua tahun lagi menuju masa kuliah. Idealisme cinta yang terbentuk dalam diri seorang remaja, tak lagi sekedar ingin mendapatkan pengalaman dari teman-temannya atau orang lain. Mereka ingin merasakan yang namanya pacaran serius. Tak ingin dieebut sekedar cinta monyet !
Masa-masa ini adalah masa yang paling genting bagi seorang remaja. Mereka ingin mencoba dari sekedar sapaan sayang atau pegangan tangan.
Novel bahkan drama korea banyak menginspirasi remaja dengan gaya pacaran yang lebih 'modern'.
Hal yang tabu seolah telah menjadi ritual dalam pacaran. Ciuman dianggap hal yang wajar. Tanda, hubungan mereka tidak sekedar main-main!
Mereka tak risih menunjukan kemesraan di depan orang lain. Semacam pengumuman tersirat bahwa mereka saling mencintai.. Mereka mulai membangun pondasi kesetiaan dan bereaksi keras jika pasangannya merusak pondasi tersebut !
Mereka juga belajar untuk saling memahami kekurangan dan kelebihan pasangannya.
Mereka juga belajar untuk saling memahami kekurangan dan kelebihan pasangannya.
0 comments:
Post a Comment