Recent Posts

Friday, June 2, 2017

Dissapointed

Darahku mengalir dari asa yang terluka...
Sedikit demi sedikit mulai mengikis kebahagiaan yang ada.
Keluarga tanpa ikatan darah yang kuakui dan benar adanya, nyatanya mulai berkelit, menyeringai, bahkan mendusta. 

Hanya dengan seorang, beberapa orang lain yang bahkan berada di ujung pulau disana. Akhirnya mengganggap, bahwa akulah si lambe turah.
Tahukah seberapa kecewanya aku, atau perlukah aku berteriak lantang dan mengatakan semua gejolak yang ada dalam dada?
Kekecewaan ini menderu dera, menguntum manis diantara luka.
Haru bisu dan gelisah antara nyanyian sunyi, bergema di tiap ruang dada. Berdentang menikan, menggores serta menyayat.
Aku mencoba tersenyum di pahitnya duka, seraya menahan torehan luka dalam kemilau senja,..
Dalam cahaya penuh kharisma...

Aku coba mengulas rasa, seberapa banyak salah yang telah mengusiknya.?

Pergilah...!!!
Aku sudah lelah, setiap hari selalu gundah. Terbebani tentang semua kisah.
Kisah omong kosong bualanmu, yang kau anggap sebagai cerita fiksi terindah.
Hadirmu bersama pulasan kepalsuan, pun tertutup jubah kemunafikan. Merapuhkan jiwa ringkih tanpa sandaran, mengisyaratkan bahwa hidup tak hanya sebuah peraduan. 
Tidakkah kau tahu..
Selama ini aku tak pernah melepaskan jubah bisuku. Jubah bisu diantara desaunya lakuku. Agar orang lain tak ada yang tau masalah rumah tanggamu. Tapi dirimu, menggoyah hati untuk berjalan menepi. Mendorong hati untuk mengatakan bahwa akulah pencundangnya saat ini.  
Bila masih sudi ilalang bernyanyi, biarkan riaknya menyisir luka ini.
Sebelum malam berganti pagi, kisah ini pun kututup sampai disini.